Maskapai penerbangan nasional Garuda
Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Pertamina dan Pelita Air
Service selaku pemilik dan pengelola Bandara Pondok Cabe untuk
mengoperasikan layanan penerbangan komersial dari bandara yang berada di
wilayah Tangerang Selatan itu. Namun, rencana itu sempat mendapatkan
hambatan karena Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak kunjung
memberikan izin komersialisasi Bandara Pondok Cabe. Kementerian
Perhubungan mempertimbangkan masalah safety, di mana ruang udara Bandara
Pondok Cabe bersinggungan dengan ruang udara Bandara Halim
Perdanakusuma Jakarta Timur.
Lalu, bagaimana kelanjutan rencana
tersebut? Direktur Utama Garuda Indonesia Arif
Wibowo mengklaim pihaknya sudah mendapatkan dukungan dari Kementerian
Perhubungan untuk mengoperasikan layanan penerbangan komersial dari
Bandara Pondok Cabe. Syaratnya, pengelolaan Bandara Pondok Cabe
diserahkan kepada Angkasa Pura II yang kini menjadi pengelola Bandara
Halim Perdanakusuma. “Kita sudah jelas didukung Kementerian Perhubungan.
Sekarang sedang pembahasan tripartit antara Angkasa Pura II dengan
Pelita dan Garuda. Pembicaraannya sudah lebih detail lagi,” kata dia.
Menurut Arif, pembicaraan tiga pihak
antara Garuda Indonesia, Pelita Air Service, dan Angkasa Pura II sudah
beranjak ke masalah teknis, khususnya terkait dengan sistem navigasi
bandara yang semuanya perlu mendapatkan upgrade. “Kalau untuk aerospace Badara Pondok Cabe yang sudah disetujui itu diatur dalam satu titik di Halim Perdana Kusuma,” ujarnya.
Arif menambahkan, Garuda Indonesia akan
melayani sekitar delapan rute penerbangan dari Bandara Pondok Cabe
dengan durasi waktu satu hingga satu setengah jam penerbangan
menggunakan pesawat ATR 72-600. “Syukur-syukur nanti kalau Jakarta yang
bisa arah ke selatan. Kan kita arah ke Jawa Tengah, Kalimantan bagian
selatan, jadi kita akan maksimalkan juga bandara-bandara yang dimiliki
Pertamina, kan ada tujuh sampai delapan bandara,” imbuh dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar