Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) mengatakan akan melakukan privatisasi terhadap maskapai
penerbangan pesakitan Merpati Nusantara Airlines. Di tangan swasta,
diharapkan Merpati Nusantara Airlines bisa hidup kembali dan menjadi
perusahaan yang sehat. Kabarnya sudah ada dua investor asing yang
tertarik mengakuisisi Merpati Nusantara Airlines.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan
Pengembangan Usaha BUMN Aloysius K. Ro mengatakan bahwa dua investor
asing yang tertarik mengambil alih Merpati Nusantara Airlines itu
berasal dari China dan Eropa. Khusus untuk investor yang berasal dari
Eropa, investor itu membuat sebuah konsorsium dengan menggandeng
investor lokal di Indonesia. “Yang dulu itu ada dua, ada dari China lalu
ada yang konsorsium dari Eropa dengan lokal, tapi kita belum oke, kita
minta sabar,” kata Aloysius.
Menurut dia, Kementerian BUMN memang
belum menindaklanjuti keinginan dua investor itu untuk mengambil alih
Merpati Nusantara Airlines. Pasalnya, Kementerian BUMN masih fokus dalam
mengurus restrukturisasi perusahaan penerbangan itu, salah satunya
dengan membayar tunggakan gaji karyawan yang sudah dua tahun belum
dibayarkan. Setelah itu, Kementerian BUMN akan menghidupkan kembali izin
operasi (Air Operator Certificate/AOC) Merpati Nusantara Airlines yang
sudah mati di Kementerian Perhubungan. “Kemudian yang baru harus
berusaha untuk menghidupkan kembali izin-izin operasional dari
Kementerian Perhubungan,” ujarnya.
Aloy menambahkan, Kementerian BUMN baru
akan menawarkan Merpati Nusantara Airlines kepada investor setelah
mendapatkan persetujuan dari Komenterian Koordinator Bidang
Perekonomian, sejalan dengan pengurusan izin terbang di Kementerian
Perhubungan. Kementerian BUMN pun membuka peluang kepada investor asing
untuk mengambil alih Merpati Nusantara Airlines meskipun tidak bisa
sampai 100 persen karena terbentur peraturan di dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, di mana investor asing hanya
boleh memiliki maksimal 49 persen saham di maskapai penerbangan
Indonesia.
Sedangkan untuk investor dalam negeri, Kementerian
Perhubungan siap melepas saham Merpati Nusantara Airlines hingga 100
persen. “Kalau dari luar itu di bawah 50 persen, kalau dari dalam itu
boleh lebih di atas 50 persen. Kita siap sampai nol, silahkan ke swasta
semua,” sebutnya. Selama proses restrukturisasi Merpati ini otomatis pemesanan tiket Merpati di bisnistiket.co.id ditiadakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar