Bisnis Tiket adalah sebuah bisnis modern yang menyediakan pembelian Tiket Pesawat, Kereta Api dan Hotel secara online. Kami memiliki manajemen bisnis yang telah teruji dalam menghasilkan profit yang besar dan pelayanan yang prima. Pengalaman dalam core business ticketing sudah tidak perlu Anda ragukan lagi. CV. Surya Online bekerja sama dengan banyak maskapai penerbangan, serta kurang lebih 2000 hotel di seluruh Indonesia dan PT KAI sebagai perusahaan resmi penjualan tiket kereta api.

PELUANG USAHA BISNIS TANPA MODAL
KONSEP BISNIS DENGAN RESIKO MINIM

Jika travel agen lain mengharuskan Anda untuk membayarkan sejumlah uang untuk biaya pendaftaran, kami tawarkan bisnis luar biasa ini secara GRATIS, tanpa biaya sepeserpun...

Bisnis dengan resiko minim, tidak ada target penjualan, tidak ada kemampuan khusus yang harus dikuasai...

Tidak ada yang berani memberikan discount / potongan harga tiket yang besar seperti yang kami tawarkan

 Apa Saja Yang Perlu Anda Persiapkan Untuk Menjalani Bisnis Ini?
1. Akses Internet;
2. Komputer / Laptop ;
3. Handphone / Smartphone;
4. Printer;
5. Meja dan kursi yang nyaman untuk bekerja;
6. Dan tentunya nomor rekening bank untuk bertransaksi dan menerima komisi dari kami.


Apapun background pekerjaan Anda, latar belakang, keahlian, daerah tempat tinggal, asalkan bisa terhubung dengan internet dan mempunyai seperangkat komputer atau laptop, bisnis ini sudah bisa dijalankan. Bagi yang memiliki smarthpone lebih mudah lagi, Anda bisa online dan bertransaksi di mana saja bahkan sambil hang out sekalipun.
Customer service kami selalu siap melayani Anda 7 x 24 jam, Anda dapat menghubungi kami via Telepon, SMS, YM dan email. Kami akan selalu ada untuk membimbing Anda menjalani bisnis ini, begitu juga bila Anda mengalami kendala dalam bertransaksi, silahkan diskusikan dengan kami melalui kontak CS Online.

Jalani Bisnis Tiket Ini dan Dapatkan Potensi Penghasilan
Hingga Rp. 6.262.500,- tiap Bulannya



Kamis, 15 Januari 2015

Pariwisata Tanjung Lesung akan Menyamai Bali


Wisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten nama ini tentu sudah tidak asing lagi. Namun sayangnya masih banyak wisatawan domestik yang belum pernah ke Tanjung Lesung yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Beberapa faktor tersebut, diantaranya dikarenakan infrastruktur jalan menuju Tanjung Lesung, keamanan, dan lain sebagainya. Namun hal tersebut sudah tidak lagi menjadi kendala.
“Yang dicari untuk wisata ke Tanjung Lesung bukan hotel berbintang lima tetapi lebih kepada nature, keindahan alam dan budayanya,” ujar CEO PT Jababeka Tbk, SD Darmono pada acara EO Gathering “Exploring Tanjung Lesung” di Jakarta, Rabu (17/12/14).
Untuk itu menurutnya, bila ada yang ingin membangun hotel dan sebagainya harus tetap mempertahankan nature. PT Jababeka Tbk merupakan pengembang kawasan kota mandiri terlengkap dan ramah lingkungan di Indonesia.
Saat ini setiap tahunnya jumlah wisatawan yang datang ke Tanjung Lesung baru mencapai 250 ribu orang, yang didominasi oleh wisatawan domestik.
Tanjung Lesung menjadi pintu gerbang terdekat dari dua objek wisata dunia, yakni objek wisata gunung Krakatau yang yang dapat ditempuh 1,5 jam dari Tanjung Lesung dan kedua adalah Taman Nasional Ujung Kulon.
Kawasan ini juga merupakan salah satu jalur yang terlewati untuk kapal-kapal pesiar asing di pelintasan Samudra Hindia menuju Australia, sehingga kawasan Tanjung Lesung dapat dikembangkan menjadi kawasan marina.
Potensi investasi pariwisata di Tanjung Lesung masih sangat besar. Khususnya di sektor properti yaitu pembangunan hotel, villa dan cottage.
Melalui anak usahanya, PT Banten West Java TDC, Jababeka mengembangkan wilayah Tanjung Lesung di Banten sebagai kota mandiri berbasis industri Pariwisata.
Pada 2012 kawasan industri Tanjung Lesung dinobatkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus oleh pemerintah Republik Indonesia.
Tanjung Lesung terletak 170 Km atau 3,5 jam dari Jakarta, dengan panorama alam yang eksotik, pantai pasir putih, dan langi yang biru.
Ada lima alasan membeli villa di Tanjung Lesung, yakni Tanjung Lesung merupakan daerah pengembangan pariwisata baru, sun-rise, alam yang terjaga keasriannya, status kawasan ekonomi khusus pariwisata, dan Tanjung Lesung surga investasi
Selain ada hotel, di Tanjung Lesung ada juga villa mewah lengkap dengan kolam renang pribadi di kawasan pariwisata ini dengan harga Rp2 miliar. Harga ini jauh lebih murah dengan villa yang sama di Bali.
“Vila di Tanjung Lesung kurang lebih Rp2 miliar, di Bali persis Rp10 miliar, ada kolam renangnya sendiri itu persisRp 10 miliar. Di Tanjung Lesung itu 20 persen (saja). Bisa dibayangkan 10 tahun kemudian itu berapa,” jelasnya.
Darmono mengatakan, “Dari data World Bank, dibutuhkan 10.000 kota baru di seluruh dunia pada 2050 mendatang. Dari jumlah itu, kebutuhan di Indonesia mencapai 500 kota baru”.
Pada dekade mendatang menurutnya akan sulit mencari kelas menengah dengan pendidikan tinggi yang mau bekerja dan tinggal di area rural atau terpencil. Di sisi lain, pembangunan terutama di negara-negara berkembang akan mulai merata dan mengarah ke daerah.
“Dengan demikian, sebuah kota mandiri baru mutlak dibutuhkan. Dan Tanjung Lesung menjadi kawasan strategis dengan luasan lahan yang sudah dipersiapkan mencapai 1.500 hektar,” kata Darmono.
Tanjung Lesung sendiri menurut Darmono dari luas 1.500 hektar tersebut, baru kurang dari 25 persennya yang sudah dimanfaatkan.
Pemilihan Tanjung Lesung sebagai Kota Pariwisata yang akan menyamai Bali adalah tidak main-main.
Jababeka dan beberapa pemangku kepentingan telah menyiapakn pembangunan dermaga berskaal internasional dan juga pelabuhan udara.
“Pelindo akan membangun pelabuhan dengan daya tampung 600 dermaga sehingga cruise atau kapal pesiar nanti akan bisa singgah di sini. Belum lagi Bandar udara yang masih dalam tahap pembangunan akan menjadikan kawasan ini didukung oleh infrastruktur yang mumpuni,” tegas Darmono.
PT Jababeka Tbk bersama PT Pelindo II menggelontorkan anggaran US$50 juta atau setara Rp586,3 miliar untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanjung Lesung, Banten. Dana tersebut digunakan untuk membangun terminal kapal pesiar dan kawasan serta fasilitas pendukung berupa infrastruktur properti.
Pengembangan kawasan wisata ini berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2012 yang menetapkan Tanjung Lesung sebagai KEK. Adapun pengembangan wilayah ini akan diselesaikan secara bertahap selama tiga tahun. (evi)

sumber : Bisniswisata.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar