Jakarta - PT Garuda Indonesia (persero) Tbk menjalin kerja sama lindung nilai (hedging)melalalui transaksi cross currency swap (CCS) senilai Rp 1 triliun dengan tiga bank, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Standard Chartered Bank.
Kerja sama ini bertujuan mengurangi risiko lonjakan biaya operasional akibat pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Utama Garuda Arif Wibowo mengutarakan, sebesar 70 persen biaya operasional Garuda menggunakan mata uang dolar, seperti pembelian avtur, perawatan pesawat, serta biaya sewa pesawat.
Dengan kerja sama ini, diharapkan perusahaan dapat mengontrol pengeluaran, khususnya terkait pembayaran menggunakan dolar. "Kerja sama ini juga terkait peraturan pemerintah. Kami adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama yang melaksanakan perjanjian kerja sama lindung nilai," kata Arif di Jakarta, Senin (2/2).
Selain itu, dia menambahkan, perjanjian tersebut diterapkan untuk melindungi nilai terhadap risiko tingkat bunga pembayaran pinjaman atas sebagian obligasi rupiah yang diterbitkan Garuda. Nilai referensi tukar yang digunakan berdasarkan JISDOR pada transaksi 13 Januari 2015, yaitu Rp 12.608 per dolar AS dengan suku bunga rupiah yang menjadi acuan transaksi sesuai dengan tingkat kupon obligasi yaitu 9,25 per per tahun (fixed), untuk frekuensi pembayaran bunga per kuartal.
Perjanjian kerja sama lindung nilai tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 3,5 tahun dan akan berakhir pada 5 Juli 2018 sesuai dengan berakhirnya obligasi rupiah. Dalam pelaksanaan transaksi tersebut, perseroan melakukan cross currency swap dengan pertukaran nilai prinsipal di akhir periode sebesar Rp 1 triliun, ekuivalen US$ 79,314,720.18.
Direktur Keuangan, Risiko, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia I G N Askhara Danadiputra mengungkapkan, melalui transaksi cross currency swap perseroan dapat mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang rupiah. Efisiensi transaksi selama masa tenor 3,5 tahun ini diperkirakan mencapai US$ 17,1 juta.
"Dengan dipatoknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pembayaran rupiah untuk biaya operasional dalam dolar AS menjadi stabil dan kegiatan operasional perusahaan dapat lebih konsisten,” paparnya.
Sementara Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, BNI saat ini menjadi satu-satunya bank pemerintah yang dapat memberikan solusi keuangan komprehensif, termasuk solusi lindung nilai. Transaksi lindung nilai ini merupakan kedua kalinya bagi BNI kepada Garuda Indonesia.
sumber : Suara Pembaruan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar