Pekan Kesenian Bali ke-36 tahun ini menelan biaya hingga Rp 5,6 miliar |
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika menuturkan, PKB tahun ini menelan biaya hingga Rp 5,6 miliar.
"Kenaikannya fantastis dari Rp 3,5 miliar menjadi Rp 5,6 menjadi," kata Suastika di Denpasar, Rabu (11/6/2014).
Dari dana tersebut, dialokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk kabupaten/kota mengembangkan kesenian tradisionalnya yang akan dipentaskan di PKB.
"Satu kabupaten/kota mendapat sekitar Rp 200-250 juta. Selain itu, masing-masing sanggar tari juga mendapat jatah sekitar Rp 2 miliar. Dana itu diambil dari BKK," tuturnya.
Ia menjelaskan, hajatan yang akan digelar di Art Center Denpasar itu akan berlangsung selama sebulan penuh mulai 13 Juni hingga 12 Juli 2014.
Menurut dia, PKB digelar untuk melanggengkan kesenian tradisional masyarakat Bali, juga mengakomodasi seni kontemporer yang terus berkembang.
"60 persen merupakan kesenian tradisional dan 40 persennya pengembangan. Selalu dilakukan inovasi seperti tarian dan lainnya," jelas Suastika.
PKB 2014 mengambil tema "Kertamasa" yang artinya dinamika kehidupan masyarakat agraris menuju kesejahteraan semesta. Nantinya, bagi pengunjung yang ingin menyaksikan PKB panitia telah menyediakan shuttle bus gratis sejak pagi hingga malam hari.
Suastika melanjutkan, PKB terus menarik minat warga Bali dan wisatawan untuk melihat lebih dekat kesenian tradisional, adat istiadat, karya seni dan kerajinan termasuk makanan khas Bali. "Setiap hari 15 ribu orang datang ke PKB. Itu dari survei yang kami lakukan. Nantinya akan ada 281 stand kerajinan, 41 stand makanan," imbuh Suastika.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika menuturkan jika pihaknya telah mengajukan ke Kementerian Kebudayaan dana kesenian sebesar Rp10 miliar.
"Saya sudah minta ke kementerian biaya kesenian Rp10 miliar," urainya.
Meski PKB tahun ini mengalami peningkatan pendanaan, namun Pastika meminta kepada peserta untuk membuat pagelaran yang sederhana.
"Kesenian bukan menyiksa diri tapi yang happy, untuk menghaluskan jiwa, senang, bahagia, gembira. Sama dengan beragama, tidak boleh nyusahin. Tolong saya imbau, berkesenian jangan sampai menghutang. Kami berusaha memenuhi segalanya tapi tak bisa semuanya ditanggung".
Sumber:Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar