PT Garuda Indonesia Tbk dan anak
usahanya PT Citilink Indonesia siap menampung para penumpang Lion Air,
seiring pemangkasan 127 rute terbangnya, selama periode 18 Mei 2016-17
Juni 2016. Vice President Garuda Indonesia Benny
Butarbutar menyebut, pihaknya siap melayani penumpang Lion Air yang
sudah terlanjur membeli tiket penerbangan di periode tersebut. Caranya
dengan mengalihkan penerbangan ke Garuda maupun Citilink.
“Sepanjang mekanisme dan aturan bisnis
jelas, kami siap saja. Tapi kami masih melihat apakah dampaknya sudah
ada, dan apakah penumpang dialihkan ke Garuda atau Citilink. Ini masih
terus dipantau,” jelasnya. Menurut Benny, seberapa besar
peningkatan jumlah penumpang dari Lion Air belum diketahui pihaknya,
mengingat maskapai penerbangan berlogo Singa Merah itu belum mengumumkan
jumlah penumpang yang siap dipindahkan penerbangannya ke maskapai lain.
“Kami belum bisa lihat pengaruhnya
berapa persen, karena Lion sendiri belum mengumumkan berapa
penumpangnya. Pasti sih ada kenaikan, tapi tidak tahu jumlahnya, apakah
lari ke Citilink, Garuda atau maskapai lain, seperti Sriwijaya. Sejauh
ini belum lihat pembukuannya karena saat ini masih tercatat penumpang
Garuda dan Citilink saja,” ?terang dia.
Lebih jauh Benny mengatakan, penumpang
harus membayar lebih mahal jika ingin menggunakan maskapai Garuda?.
Namun mengikuti mekanisme pasar mengingat kelas penerbangan Garuda dan
Lion Air berbeda. Lion Air adalah penerbangan bertarif rendah (Low Cost
Carrier/LCC), sementara Garuda non LCC.
“Kalau Garuda kan sudah ketahuan
harganya, kalau Lion kan LCC. Apalagi kalau ternyata rute dan jam
penerbangan penumpang sedang ramai atau sibuk, pasti harganya beda. Tapi
tetap mengikuti tarif batas atas dan bawah. Kalau mau lebih terjangkau
bisa ke Citilink,” terangnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar