Maskapai Penerbangan Komersial perlu merekrut dan melatih 558 ribu
pilot
Skalanews - Maskapai penerbangan komersial perlu merekrut dan melatih 558 ribu pilot baru selama 20 tahun ke depan untuk memenuhi meningkatnya permintaan perjalanan.
Demikian menurut perkiraan Boeing yang disampaikan dalam rilisnya, Senin (20/7) sewperti dilansir AFP.
Sekitar 40 persen dari pilot komersial baru, atau 226 ribu akan dibutuhkan di kawasan Asia Pasifik, menurut laporan tersebut.
Permintaan serupa untuk teknisi perawatan pesawat, di mana akan ada kebutuhan untuk 609 ribu karyawan baru. Asia Pasifik kembali membutuhkan porsi terbesar dengan 238 ribu karyawan baru, atau 39 persen.
Penambahan staf akan diperlukan untuk menjalankan 38 ribu pesawat baru yang diproyeksikan bertambah ke armada global selama 20 tahun ke depan, kata raksasa perusahaan ruang angkasa.
Boeing memiliki 17 kampus pelatihan di seluruh dunia.
"Tantangan memenuhi permintaan global untuk profesional Maskapai Penerbangan Komersial tidak akan bisa diatasi oleh satu perusahaan saja," kata Sherry Carbary, wakil presiden Boeing Flight Services.
"Produsen pesawat, maskapai penerbangan, produsen peralatan pelatihan, organisasi pengiriman pelatihan, lembaga regulator dan lembaga pendidikan semua melangkah untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan untuk melatih dan mensertifikasi para pilot dan teknis," katanya lagi.
Dibandingkan dengan prospek perusahaan 2014, permintaan pilot naik lebih dari empat persen dan permintaan untuk teknisi naik sekitar lima persen.
Setelah Asia Pasifik, Amerika Utara dan Eropa menempati tempat kedua dalam perkiraan terbaru Boeing untuk pilot, dengan 95 ribu karyawan baru diproyeksikan direkrut selama 20 tahun berikutnya.
Kemudian diikuti Timur Tengah (60 ribu pilot baru), Amerika Latin (47 ribu pilot baru), Afrika (18 ribu pilot
baru) dan Rusia/CIS (17 ribu pilot baru).
Amerika Utara di tempat kedua sejauh staf teknisi baru yang dibutuhkan dengan 113 ribu teknisi, diikuti oleh Eropa (101 ribu teknisi), Timur Tengah (66 rbiu), Amerika Latin (47 ribu) dan Afrika dan Rusia/CIS (keduanya 22 ribu). [mad/ant]
sumber : skalanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar