Cara makannya bisa digunakan sebagai lauk. Atau sekadar dibuat jajan. Alias langsung dimakan. Saat kita ingin menikmati sate bekicot ini, tinggal ambil saja satenya yang sudah tersedia. Bukan seperti sate ayam atau kambing yang masih dibakar dulu. Ya, persis seperti sate kerang yang sudah masak siap saji.
Oleh: Mochamad Yusuf*
Tahukah Anda dengan binatang bekicot?
Bekicot seperti siput tapi ukurannya lebih besar. Seperti siput maka dia hidup dalam rumahnya yang seperti karang, sehingga kapan-kapan dia bisa sembunyi dalam rumahnya. Warnanya coklat kehitam-hitaman. Jalannya seperti merambat dengan kakinya yang agak melendir. Jadinya jalan yang dilewati menjadi basah.
Bekicot ini banyak ditemukan di sawah-sawah. Dulu waktu saya kecil sering menemukan bekicot ini. Maklum rumah saya ‘rumah mewah’, rumah mepet sawah alias dikelilingi oleh sawah-sawah.
Tapi saya tidak pernah membayangkan bahwa bekicot ini bisa dimakan. Sampailah saya dewasa dan tinggal di Pare Kediri. Ternyata bekicot ini menjadi sesuatu yang bisa dimakan di daerah ini.
Yang paling banyak ditemukan di sini adalah dijadikan keripik. Olahannya bekicot diiris kecil-kecil dan dikeringkan. Terus dipanggang atau digoreng (saya tidak tahu persisnya). Kalau dimakan ya rasanya gurih. Jadi seperti keripik atau kerupuk. Apalagi bentuknya sudah tidak terlihat seperti bekicot.
Kripik bekicot ini dikemas dalam bungkus plastik. Ada yang besar dan kecil. Tentu besar dan kecilnya mempengaruhi banyaknya keripik bekicot dan harga pastinya. Ini bisa dijadikan oleh-oleh paling mudah. Karena sifatnya kering dan tidak berbau, mudah dibawa kemana-mana dan tahan lama.
Namun tidak untuk olahan yang satu ini. Makanan lain yang menggunakan bekicot adalah sate bekicot. Saya tidak bagaimana cara mengolah sebelumnya. Tapi yang jelas rumahnya sudah dibuang, terus dimasak. Lalu ditusuk seperti laiknya sate ayam. Satu tusuk terdiri sekitar 3-5 bekicot.
Cara makannya bisa digunakan sebagai lauk. Atau sekadar dibuat jajan. Alias langsung dimakan. Saat kita ingin menikmati sate bekicot ini, tinggal ambil saja satenya yang sudah tersedia. Bukan seperti sate ayam atau kambing yang masih dibakar dulu. Ya, persis seperti sate kerang yang sudah masak siap saji.
Untuk makannya akan disediakan bumbunya oleh penjual sate bekicot. Bumbunya ternyata sama persis dengan bumbu sate ayam. Ada tumbukan kacangnya ditambah kecap. Rasanya? Baggaimana ya… coba saja sendiri.
Untuk menemukan sate bekicot ini, Anda bisa berkendara dari Pare menuju Blitar lewat Wates. Saya tidak tahu persis nama jalannya. Kira-kira di tengah-tengah perjalan, persis depan sebuah masjid yang cukup besar. Dari website katanya ini termasuk daerah Jengkol, Kecamatan Plosoklaten. Kalau bawa mobil, bisa diparkir di sini saja. Karena warungnya di samping jalan. Kalau parkir depan warung, agak rawan karena cukup ramai juga lalu lintasnya. Yang terkenal adalah warung bu Sri. Harganya sekitar Rp 5.000 untuk 20 tusuk. Cukup murah kan?
Lainnya bekicot ini dijadikan gule. Tapi jujur saya tidak pernah makan. Jadi saya tidak bisa bercerita bagaimana bentuk dan rasanya. Jadi langsung saja ke Pare, kampung Inggris. Belajar bahasa Inggris di sana sekalian wisata kuliner. Kuliner ekstrim mungkin bagi kebanyakan orang. Hehehe. [SUMA, 11/9/2013]
sumber : http://kampunginggris.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar