Bisnis Tiket adalah sebuah bisnis modern yang menyediakan pembelian Tiket Pesawat, Kereta Api dan Hotel secara online. Kami memiliki manajemen bisnis yang telah teruji dalam menghasilkan profit yang besar dan pelayanan yang prima. Pengalaman dalam core business ticketing sudah tidak perlu Anda ragukan lagi. CV. Surya Online bekerja sama dengan banyak maskapai penerbangan, serta kurang lebih 2000 hotel di seluruh Indonesia dan PT KAI sebagai perusahaan resmi penjualan tiket kereta api.

PELUANG USAHA BISNIS TANPA MODAL
KONSEP BISNIS DENGAN RESIKO MINIM

Jika travel agen lain mengharuskan Anda untuk membayarkan sejumlah uang untuk biaya pendaftaran, kami tawarkan bisnis luar biasa ini secara GRATIS, tanpa biaya sepeserpun...

Bisnis dengan resiko minim, tidak ada target penjualan, tidak ada kemampuan khusus yang harus dikuasai...

Tidak ada yang berani memberikan discount / potongan harga tiket yang besar seperti yang kami tawarkan

 Apa Saja Yang Perlu Anda Persiapkan Untuk Menjalani Bisnis Ini?
1. Akses Internet;
2. Komputer / Laptop ;
3. Handphone / Smartphone;
4. Printer;
5. Meja dan kursi yang nyaman untuk bekerja;
6. Dan tentunya nomor rekening bank untuk bertransaksi dan menerima komisi dari kami.


Apapun background pekerjaan Anda, latar belakang, keahlian, daerah tempat tinggal, asalkan bisa terhubung dengan internet dan mempunyai seperangkat komputer atau laptop, bisnis ini sudah bisa dijalankan. Bagi yang memiliki smarthpone lebih mudah lagi, Anda bisa online dan bertransaksi di mana saja bahkan sambil hang out sekalipun.
Customer service kami selalu siap melayani Anda 7 x 24 jam, Anda dapat menghubungi kami via Telepon, SMS, YM dan email. Kami akan selalu ada untuk membimbing Anda menjalani bisnis ini, begitu juga bila Anda mengalami kendala dalam bertransaksi, silahkan diskusikan dengan kami melalui kontak CS Online.

Jalani Bisnis Tiket Ini dan Dapatkan Potensi Penghasilan
Hingga Rp. 6.262.500,- tiap Bulannya



Jumat, 27 Februari 2015

Ini Maskapai Penerbangan Paling On Time di Indonesia



Jakarta - Kisruh keterlambatan penerbangan Lion Air beberapa waktu lalu sempat membuat gaduh industri penerbangan. Maklum, ketepatan waktu menjadi faktor paling dicari dari layanan transportasi udara ini.
Terkait ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melansir daftar ketepatan waktu penerbangan (otp) maskapai yang beroperasi di Indonesia periode Januari-Desember 2014 pada Kamis (26/2/2015). Saat ini, terdapat 15 maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia.

Ternyata, Data OTP dan keterlambatan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri ini menempatkan maskapai Travira Air sebagai penerbangan paling tepat waktu (on time) dengan ketepatan waktu hingga 100 persen.Bahkan maskapai ini, sama sekali tak pernah mengalami delay dari 47 penerbangan yang dilakukannya.
Selanjutnya diikuti maskapai Nam Air 92,9 persen dengan 3.477 penerbangan, Batik Air 90,78 persen dengan jumlah penerbangan 13.536, Mandala Airlines 88,79 persen dengan 1.721 penerbangan dan Garuda Indonesia 88,52 persen dengan jumlah penerbangan 164.623.
Disebutkan hal yang menjadi mempengaruhi tingkat ketepatan waktu ini antara lain faktor cuaca, non teknis operasi, teknis operasi dan lainnya. (Nrm)

sumber : liputan6.com

Citilink Indonesia Akan Operasikan 50 Pesawat di Tahun 2018


Maskapai penerbangan berbiaya rendah Citilink Indonesia mengatakan akan terus menambah armadanya untuk mendukung ekspansi jaringan rute penerbangan. Saat ini Citilink sudah mengoperasikan 32 pesawat Airbus A320 dan akan mendapatkan tambahan lima pesawat jenis serupa sepanjang tahun 2015.
“Tahun ini kita targetkan tumbuh lagi jadi 11 juta penumpang. Dari sisi armada tahun lalu kita sudah punya 32 pesawat dan tahun ini akan masuk lagi lima yang baru, satu sudah masuk di awal tahun. Sesuai Mega Leap yang kita tetapkan, Citilink memang masih akan terus ekspansi. Target kita pada 2018 ada 50 pesawat,” kata Direktur Utama Citilink Indonesia Albert Burhan.
Albert menuturkan, ekspansi Citilink Indonesia pada tahun ini akan lebih banyak didominasi dengan penambahan frekuensi penerbangan dibandingkan dengan pembukaan rute baru karena memang peluangnya masih terbuka lebar. “Tahun ini kita juga akan menambah beberapa rute baru, namun fokus utama adalah menambah frekuensi di beberapa rute existing. Kenapa? Karena kita melihat competitiveness kita masih bisa dioptimalkan. Misalnya kita di beberapa rute baru ada lima frekuensi, sementara kompetitor lebih banyak,” ungkapnya.



sumber : indo-aviation.com

Kamis, 26 Februari 2015

8 Maret, Citilink Operasikan Rute Penerbangan Surabaya-Jeddah


Maskapai penerbangan Citilink Indonesia akan menambah rute penerbangan umroh yang dioperasikannya. Setelah sukses meluncurkan rute penerbangan Jakarta-Jeddah, Citilink dalam waktu dekat ini juga akan mengoperasikan rute penerbangan Surabaya-Jeddah tiga kali seminggu, sehingga total penerbangan Citilink antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi enam kali seminggu.
Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny Siga Butarbutar mengatakan bahwa permintaan penerbangan umroh dari Surabaya cukup tinggi, membuka peluang bagi Citilink untuk membuka layanan penerbangan umroh dari kota terbesar kedua di Indonesia itu. Sama seperti penerbangan dari Jakarta, penerbangan dari Surabaya akan melakukan dua kali transit, yaitu di Medan dan Mumbai sebelum akhirnya mendarat di Jeddah. “Surabaya-Jeddah baru akan mulai 8 Maret mendatang dengan dua kali transit di Medan dan Mumbai,” kata Benny.
Pada penerbangan Jakarta-Jeddah dan Surabaya-Jeddah, Citilink mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang berkapasitas 180 kursi. Pesawat ini memang tidak bisa digunakan untuk penerbangan jarak jauh secara nonstop. Oleh karena itu, penerbangan umroh Citilink harus melakukan dua kali pemberhentian untuk mengisi bahan bakar.

sumber : indo-aviation.com

Rabu, 25 Februari 2015

Garuda Dapat Pinjaman Rp 4,8 Triliun dari 2 Bank Timur Tengah



Jakarta -PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dapat fasilitas pinjaman talangan (bridging financing) senilai US$ 400 juta (Rp 4,8 triliun) dari National Bank of Abu Dhabi (NBAD) dan Dubai Islamic Bank PJSC.

"Fasilitas tersebut bertujuan untuk menjembatani rencana pendanaan Perseroan di 2015," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda, IG. N. Askhara Danadiputra dalam keterangan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/2/2015).

Maskapai pelat merah itu sudah berniat menerbitkan surat utang syariah (sukuk) global tahun ini. Bridging financing dari NBAD dan DIB ini menjadi backstop loan facilities.

Maksudnya jika penerbitan sukuk global tidak terserap maksimal, maka fasilitas itu bisa dicairkan menjadi pinjaman. Nilai sukuk global yang akan diterbitkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mencapai US$ 500 juta (Rp 6 triliun).

Sebagian dana dari hasil penerbitan surat utang akan digunakan untuk refinancing utang jatuh tempo tahun ini yang jumlahnya US$ 350 juta.


sumber : detik .com

Selasa, 24 Februari 2015

Citilink bakal buka lima rute baru, tiga menuju Indonesia Timur



 PT Citilink Indonesia Tbk bakal menambah lima rute penerbangan. Dari lima rute tersebut, tiga di antaranya rute ke Indonesia Timur, seperti Makassar.

"Rute baru lima akan dibuka tahun ini, bisa lebih, dua atau tiga di wilayah Indonesia Timur, tepatnya di mana kita belum tahu," ujar CEO PT Citilink Indonesia Albert Burhan di Menara Citicon, JakartaBarat, Senin (23/2).

Albert menambahkan, pihaknya menargetkan mampu mengangkut 11,2 juta penumpang tahun ini. Hal itu meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 8,2 juta penumpang.

Citilink, lanjut Albert, juga bakal menambah armada sebanyak lima pesawat. Satu pesawat sudah datang di bulan Januari kemarin, satu pada bulan Mei, dan sisanya pada kuartal dua dan kuartal tiga.

"Dari tambahan itu kita akan dapat sekitar 30-40 flight per hari. Sekarang kita penerbangan kita 180 per hari. Jadi mungkin setelah optimalkan frekuensi tambahannya bisa mencapai 50-60 flight," tandasnya.

sumber : merdeka.com

Senin, 23 Februari 2015

Tambah Lima Pesawat Baru, Citilink Incar 11,2 Juta Penumpang



Anka perusahaan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, pada tahun ini akan terus mengembangkan jaringan rute penerbangannya melalui penambahan lima pesawat Airbus A320 baru. Dengan adanya tambahan pesawat dan dan rute-rute baru diharapkan Citilink bisa mengangkut hingga 11,2 juta penumpang sepanjang tahun 2015, naik dari capaian tahun 2014 sebanyak 8 juta penumpang.
“Harapannya pada akhir tahun ini akan ada tambahan lima armada baru yang semuanya Airbus A320. Itu semua demi memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabah kami. Kita bersyukur perseroan masih mendapat kepercayaan dari para pelanggan. Kita tumbuh 48 persen di daerah yang kita terbangi. Ini merupakan suatu kebanggaan kita, dan kita baru di tahun ketiga,” kata Commercial Project Director Citilink Indonesia Hans Nugroho.
Hans mengatakan, kunci sukses Citilink bisa tumbuh begitu cepat adalah karena kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada pelanggan, seperti kemudahan dalam memesan dan membeli tiket, kemudahan layanan check-in, dan kemudahan karena tak perlu membayar airport tax di bandara karena sudah termasuk dalam tiket. Selain itu, kata Hans, dalam penerbangan penumpang juga dimanjakan dengan pelayanan terbaik, sehingga penumpang merasa nyaman.
“Kami juga bekerja sama dengan banyak hotel ternama. Nasabah juga mendapat kemudahan tak harus membayar cash. Bisa dicicil bekerja sama dengan bank dan bunganya pun O persen selama tiga dan enam bulan. Untuk anak kecil ada diskon 25 persen. Kami juga mengembangkan database penumpang. Nama yang sudah terdaftar di mesin Citilink, akan terus dianalisa. Sudah berapa kali terbang selama satu bulan. Ke mana saja tujuannya. Apa profesinya, hingga jenis kelaminnya turut menjadi perhatian,” ujarnya.
Terkait dengan operasional di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Hans mengatakan bahwa banyak penumpang yang merasa puas dan menjadi berkah bagi masyarakat yang tinggi di Jakarta Timur. “Jarang sekali saya mendengar komentar negatif soal ini. Kalau ada pesawat VIP datang, memang kita harus berhenti dulu. Ini memang beberapa kali dikeluhkan penumpang karena kita harus delay hingga 1 jam lamanya. Tapi, ini adalah PR kita bersama otoritas bandara. Selebihnya, mereka puas,” kata Hans

sumber : indo-aviation.com

Jumat, 20 Februari 2015

Usai refund, situasi Bandara Soekarno-Hatta mulai kondusif



 Setelah sempat terjadi kericuhan, situasi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sudah mulai kondusif, Jumat (20/2) sore. Para penumpang Lion Air sempat ngamuk karena tak kunjung diberangkatkan.

Pantauan merdeka.com, penumpang Lion Air yang melakukan pengembalian uang ramai menunggu di Terminal III. Penumpang mengantre sejak pukul 13:00 WIB sampai pukul 17:00 WIB.

Sebelumnya, penumpang sempat mengamuk karena tak bisa melakukan pengembalian uang tersebut. Akhirnya, penumpang berjalan tertib dan lancar tanpa hambatan.

Penumpang yang melakukan pengambilan uang memilih maskapai lain untuk menuju tujuan masing-masing. Salah satu penumpang Yosi lebih memilih pesawat Sriwijaya Air setalah melakukan pengambilan uang.

"Tujuan kita Medan. Di sini kami sedang liburan sekolah bersama anak-anak ke rumah saudara," ujar Ibu Yosi usai melakukan refund di Terminal III Bandara Soekarno Hatta.

Penumpang dan petugas polisi sempat ricuh lantaran memblokir jalan di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Hingga akhirnya, pihak Angkasa Pura II mendatangi penumpang untuk meredamnya.

"Kami fasilitasi penumpang ke terminal III untuk melakukan refund. Tolong siapkan tiketnya, namun bagi yang ingin menunggu silakan," kata Manajer Biro Hukum Angkasa Pura II Dedy Alsubur.

Menurut dia, seluruh penumpang akan dikembalikan uang dengan syarat membawa tiket Lion Air. "Kami ganti 100 persen semuanya," ujarnya.

sumber : merdeka.com

Batik Air akan Angkut Penumpang Lion Air di Solo


Penundaan penerbangan Lion Air tidak hanya terjadi dari Jakarta saja, melainkan sudah menjalar ke berbagai kota di Indonesia, termasuk salah satunya penerbangan dari Solo. Ratusan penumpang di Bandara Adi Sumarmo terlantar dan belum mendapatkan kepastian kapan akan diberangkatkan.
General Manager Angkasa Pura I Adi Sumarmo Abdullah Usman mengatakan bahwa rencananya penumpang Lion Air itu akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik anak perusahaan Lion Group, Batik Air. “Ini bukan terlambat lagi. Jadi hingga siang ini belum ada kejelasan kapan pesawat Lion Air akan memberangkatkan para calon penumpang tujuan Solo-Jakarta itu,” ujar Abdullah.
Abdullah mengatakan, penumpang dari Solo dijadwalkan berangkat ke Jakarta pada pagi hari tadi, tapi hingga siang masih belum ada kejelasan mengenai keberangkatan mereka. Bahkan hingga siang ini pesawat Lion Air atau Batik Air juga belum mendarat di Solo. “Sebenarnya pesawatnya akan mendarat malam tadi, tapi tidak jadi landing. Terus katanya pagi mau datang, namun hingga pukul 11.00 WIB lebih pesawatnya belum juga datang,” ujar dia.
Menurut Abdullah, meskipun sudah dijanjikan akan diangkut dengan penerbangan Batik Air, pihak Lion Air juga tidak bisa memastikan kapan penerbangan itu akan diberangkatkan, karena pesawat Batik Air belum mengantongi izin terbang dari Kementerian Perhubungan. “Batik Air rencananya akan digunakan untuk mengangkut penumpang yang belum diberangkatkan dengan Lion Air. Tapi, kapan pastinya jadwal kedatangan Batik Air, saya belum tahu,” kata Abdullah.

sumber : indo-aviation.com

Kamis, 19 Februari 2015

Banting Harga Tiket ke Bali, Jetstar Airways Dapat Kecaman


Maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Australia, Jetstar Airways, baru saja membanting harga tiketnya untuk penerbangan antara Australia dan Bali. Misalnya saja, untuk penerbangan kelas ekonomi antara Darwin dan Denpasar hanya dikenakan harga mulai dari A$ 99 sekali jalan dan A$ 549 di kelas bisnis. Promo ini berlaku untuk pembelian tiket hingga 24 Februari 2015 dengan waktu perjalanan mulai 7 Oktober hingga 17 Desember 2015.
Sayangnya, program banting harga tiket dari Jetstar ini tidak mendapatkan sambutan baik dari warga Australia. Mereka malah mengecam tindakan promosi Jetstar sebagai hal yang tidak sensitif terhadap perasaan warga Australia. Seperti diketahui, dua warga negara Australia akan dihukum mati oleh Pemerintah Indonesia karena terlibat dalam kasus narkoba. Pemerintah Australia mengecam hukuman mati itu dan meminta Indonesia membatalkannya. Malah Australia sempat mengancam akan memboikot kunjungan wisatawan Australia ke Bali jika tetap melakukan eksekusi mati terhadap warganya.
Terkait dengan promosi tiket Jetstar ke Bali ini juga sudah ramai diperbincangkan di media sosial seperti Twitter dan Facebook. “Ketika ada tekanan kepada Indonesia untuk menghentikan eksekusi ini mulai bekerja, Jetstar merilis tiket penerbangan super murah ke Bali. Apakah Anda akan pergi?”kata Garry Parmenter, salah seorang warga negara Australia, di jejaring sosial Facebook seperti dilansir Perth Now.
Meskipun mendapatkan banyak kecaman dan ada kampanye “Boycott Bali” di jejaring sosial, Jetstar mengatakan tidak akan membatalkan program promo tersebut. Pihak agen perjalanan juga mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda wisatawan dari Australia terpengaruh dengan kampanye itu, karena Bali masih tetap menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat populer bagi warga Australia.
Perwakilan dari Federasi Agen Perjalanan Australia Jayson Westbury menuturkan, mungkin tidak akan ada efekapapun yang terlihat dalam waktu beberapa bulan ke depan. “Jika terjadi hal-hal seperti bencana alam atau serangan teroris, dampak pemesanan bisa terjadi dalam waktu singkat. Ini mungkin tidak akan terjadi banyak pengurangan (kunjungan) hingga akhir tahun sampai kita tahu apakah orang-orang memesan liburan ke tempat lain sebagai akibat dari eksekusi,” ungkapnya.
Westbury melanjutkan, wisatawan sudah mengerti kalau Indonesia merupakan negara yang menerapkan hukuman mati pada kasus kriminal tertentu. Hal yang sama juga terjadi di Uni Emirate Arab dan beberapa negara bagian di Amerika. Sehingga, eksekusi mati dua warga negara Australia tidak akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Bali.
Juru bicara Flight Centre Haydn Long juga menegaskan tidak ada bukti penurunan pemesanan tiket pada penerbangan ke Bali. Menurut Long, wisatawan biasanya datang ke agen perjalanan dan mengatakan akan ke Fiji karena sedang tidak ingin pergi ke Bali, bukan karena permasalahan eksekusi warga Australia atau aksi kampanye “Boycott Bali”. Sementara itu, juru bicara cheapflight.com.au mengatakan bahwa Bali merupakan salah satu destinasi yang paling populer dalam pencarian di situs itu. “Saya tidak melihat adanya penurunan besar untuk saat ini,” kata dia.
Bali memang telah menjadi destinasi liburan terfavorit bagi wisatawan Australia. Berdasarkan data dari Biro Statistik Australia, setiap bulannya ada sekitar 100.000 wisatawan asal Australia yang pergi ke Indonesia, dengan sebagian besar menuju ke Bali.

sumber : indo-aviation.com

Selasa, 17 Februari 2015

1 Maret, Lion Air Tutup Konter Penjualan Tiket di Dua Bandara



Maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, Lion Air, mengaku akan mematuhi ketentuan Kementerian Perhubungan untuk menutup konter penjualan tiket di gedung terminal yang ada di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Bandara Kuala Namu Medan mulai 1 Maret 2015. “Kami pokoknya mendukung apa pun yang pemerintah mau,” kata Corporate Secretary Lion Air Aditya Simanjuntak.
Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kuala Namu memang sudah menjadwalkan penutupan konter penjualan tiket di kedua bandara mulai 1 Maret 2015. Waktu itu sebenarnya sudah mundur dari perintah Kementerian Perhubungan yang meminta maskapai penerbangan dan operator bandara melakukan penutupan konter penjualan tiket di gedung terminal bandara mulai 15 Februari 2015.
Sebagai gantinya, Angkasa Pura II mengatakan akan menyiapkan kantor layanan konsumen di terminal bandara untuk menangani konsumen yang akan melakukan pengembalian tiket (refund), mengubah jadwal penerbangan (rescheduled), dan layanan-layanan lainnya yang tidak terkait dengan penjualan tiket. Angkasa Pura II juga mengatakan akan menutup konter penjualan tiket di 13 bandara yang dikelolanya secara bertahap mulai Maret hingga Mei 2015.

sumber : indo-aviation.com

Gantikan Arif Wibowo, Albert Burhan jadi CEO baru Citilink




 Setelah Arif Wibowo 'naik pangkat' jadi Direktur Utama Garuda Indonesia, kursi Direktur Utrama Citilink kini diduduki Albert Burhan. Keputusan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Garuda Indonesia Tbk. yang berlangsung Senin (16/2) pagi.
"RUPS juga mengangkat dua pimpinan lainnya untuk duduk sebagai jajaran direksi Citilink Indonesia yakni Mega Satria sebagai Direktur Keuangan (CFO-Chief Financial Officer) dan Hans Nugroho sebagai Direktur Komersial (CCO-Chief Commercial Officer), kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S Butarbutar melalui siaran persnya di Jakarta, Senin (16/2).
Hadinoto Soedigno tetap dipercaya untuk mengisi pos Direktur Operasional (COO-Chief Operation Officer). Hadinoto dan Mega Satria berasal dari induk perusahaan Citilink yakni Garuda Indonesia. Sedangkan Hans Nugroho merupakan profesional yang lama berkecimpung dalam industri otomotif. Hans setahun belakangan menjabat sebagai Direktur Proyek Komersial Citilink Indonesia.
Ini merupakan kehormatan dan tantangan mengingat dunia airline merupakan industri kompleks dan sangat kompetitif. Kedepannya kita bisa membawa Citilink menjadi maskapai yang lebih besar, lebih baik dan lebih dekat di hati para penumpangnya, kata Albert.
RUPS tersebut juga menetapkan Dewan Komisaris Citilink. Berikut jajaran komisaris anak usaha Garuda Indonesia tersebut.
Komisaris Utama : Arif Wibowo
Anggota: Marsekal Madya TNI (purn) Daryatmo
Anggota: Herbert Timbo Siahaan
Sebelum didaulat sebagai Dirut Citilink, Albert Burhan menjabat sebagai Direktur Keuangan Citilink. Sedangkan Hadinoto Soedigno pernah menjabat sebagai Dirut Garuda Maintenance Facility (GMF) dan Direktur Teknik dan Pengembangan Armada Garuda Indonesia. Dia juga Direktur Operasi Citilink. Mega Satria sebelumnya menjabat sebagai VP Treasury Management Garuda Indonesia (Corporate Treasurer).
sumber : merdeka.com

Minggu, 15 Februari 2015

Sriwijaya Air Tidak Rugi Meski Konter Tiket di Bandara Ditutup



Kementerian Perhubungan sudah meminta pengeola bandara dan maskapai penerbangan untuk menutup konter penjualan tiket di gedung terminal bandara untuk memberikan kenyamana kepada para pengguna jasa penerbangan, termasuk memberantas para calo yang banyak berkeliaran di bandara. Sejumlah bandara akan menutup konter penjualan tiket ini secara bertahap, mulai Maret hingga Mei 2015.
Salah satu maskapai penerbangan lokal, Sriwijaya Air, mengaku tidak dirugikan dengan keputusan dari Kementerian Perhubungan ini, karena penumpang masih bisa membeli tiket di tempat lain, seperti di kantor penjualan maskapai, agen perjalanan, atau membeli secara online. “Sebetulnya nggak bisa diitung kerugian seperti itu. Masyarakat kan bisa membeli tiket di online atau agen perjalanan. Jadi nggak hanya bisa beli di loket bandara. Saya rasa masyarakat juga sudah banyak yang paham,” kata Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Agus Soedjono.
Menurut Agus, Sriwijaya Air akan mematuhi keputusan yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, meskipun sebenarnya dia mengakui adanya konter penjualan tiket di gedung terminal bandara sangat membantu calon penumpang yang membeli tiket secara go show. “Kami siap dan mendukung sejauh ini selama itu diedukasikan dengan baik kepada masyarakat. Ya selama ini loket di bandara cukup membantu masyarakat yang mendadak pergi dan buru-buru harus cari tiket,” tegas Agus.

sumber : indo-aviation.com

Kamis, 12 Februari 2015

Citilink akan Tambah Destinasi Baru di Indonesia Timur


Maskapai penerbangan Citilink Indonesia memiliki rencana untuk mendarat di seluruh kota di Indonesia. Untuk mewujudkan rencana itu, Citilink baru saja membuka rute penerbangan antara Bandung dan Lombok. Ke depan, Citilink bakal membuka lebih banyak lagi rute dan destinasi baru, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
Saat ini Citilink Indonesia beroperasi dari dua hub utama, yaitu Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Soekarno-Hatta. Kedua bandara itu kebanyakan melayani rute penerbangan di Indonesia Tengah dan Indonesia Barat. Pihak Citilink pun sudah menyiapkan strategi untuk memperluas jaringan rute penerbangannya. “Strateginya yaitu dengan menambah rute baru dan meningkatkan frekuensi penerbangan,” kata Vice President Corporate Communications Citilink Indonesia Benny Siga Butarbutar.
Benny mengatakan, di semester pertama tahun ini perusahaan bakal banyak membuka rute baru yang didominasi penerbangan menuju Indonesia Timur. Penerbangan ini akan dilayani dari hub Makassar. “Di semester pertama ini rencananya akan merambah Pontianak, Makassar, Palu, Manado, sampai Sorong,” ujarnya.

sumber : http://indo-aviation.com

Rabu, 11 Februari 2015

AP II Ungkapkan Alasan Bandara Indonesia Tidak Beroperasi 24 Jam



Angkasa Pura II selaku salah satu operator bandara di Indonesia mengaku saat ini masih kesulitan untuk mengoperasikan bandara selama 24 jam penuh. Ada banyak alasan yang mendasari permasalahan ini, termasuk salah satunya adalah terkait dengan sumber daya yang ada.
Direktur Operasional Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo mengatakan, bandara-bandara di Indonesia tidak bisa beroperasi selama 24 jam bukan lantaran ada permasalahan teknis, melainkan karena ketersediaan sumber daya manusia (SDM). “Bandara 24 jam itu terkendala SDM-nya. Harus disiapkan petugas yang tadinya dua shift menjadi empat shift. Berarti satpam dua kali lipat, petugas ATC dua kali lipat, dan lain-lain. Kalau masalah listrik sih tidak masalah, kami tinggal minta PLN,” ungkapnya.
Selain permasalahan SDM, Djoko mengatakan bahwa untuk mengoperasikan bandara selama 24 jam harus menyesuaikan dengan kebutuhan maskapai penerbangan. Jika tidak ada maskapai penerbangan yang beroperasi di malam hari hingga dini hari, akan sia-sia membuka bandara selama 24 jam. “Kalau misalnya 24 jam tapi tidak ada yang terbang kan sayang juga. Sehingga sementara beberapa (bandara) sampai pukul 24.00 saja,” tuturnya.
Meskipun belum mengoperasikan bandara selama 24 jam, Djoko mengaku pihak Angkasa Pura II akan memaksimalkan jam operasional bandara. Untuk saat ini sudah ada beberapa bandara yang beroperasi hingga pukul 24.00 WIB, di antaranya Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Kuala Namu Medan, Bandara Minangkabau Padang, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara Supadio Pontianak.

sumber : indo-aviation.com/

Citilink Target Angkut 11 Juta Penumpang



JAKARTA - Plt Presiden dan CEO PT Citilink Indonesia Albert Burhan menargetkan, perseroan mengangkut penumpang sebanyak 11 juta jiwa pada tahun ini.

"Kita menargetkan pada 2015 dapat mengangkut penumpang sebanyak 11 juta orang," kata Albert dalam acara nota kesepahaman BII-Citilink di Gedung Central Senayan III, Jakarta, Rabu (14/1/2015)‎.

Target tersebut lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu. Jumlah penumpang yang berhasil diangkaut Citilink sepanjang tahun lalu mencapai 7,7 juta orang.

Selain menargetkan pertumbuhan penumpang, Citilink juga akan mendatangkan lima pesawat baru jenis Airbus A320 pada 2015.

"Nanti datang pada Januari, Maret, dan Mei, sisanya datang semester II. Pesawatnya nanti dioperasionalkan untuk rute-rute yang ramai, seperti Jakarta-Surabaya. Pokoknya ke rute-rute ramai yang agak ke timur dengan menambah frekuensi," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Citilink juga akan menambah rute baru, meski masih tetap terkonsentrasi di rute-rute domestik.

sumber : http://ekbis.sindonews.com

Selasa, 10 Februari 2015

Ekspansi bisnis, Citilink rambah penerbangan umroh



 Maskapai penerbangan berbiaya murah (LCC) Citilink terus melakukan ekspansi bisnis. Kali ini dengan melayani penerbangan umroh ke Jeddah, Arab Saudi, dengan frekuensi penerbangan sebanyak enam kali seminggu.

"Penerbangan pertama kali dilaksanakan ini akan berlangsung hingga Juni mendatang serta menerbangkan sedikitnya 26.250 penumpang, dengan rata-rata penerbangan setiap hari mengangkut 175 penumpang," kata Pelaksana Tugas President & CEO Citilink Indonesia, Albert Burhan, dalam acara peresmian penerbangan perdana Jakarta Jeddah di Jakarta, Senin (10/2) malam.

Albert mengatakan, Citilink melihat peluang penerbangan umroh cukup menarik. Meski, penerbangan ke Arab Saudi memiliki persyaratan sangat ketat, mulai dari aspek administrasi, tingkat ketepatan waktu penerbangan, hingga keselamatan dan keamanan penerbangan.

"Terima kasih kami ucapkan kepada pihak Angkasa Pura yang telah memberikan banyak kemudahan dan fasitilas untuk melayani penumpang umroh Citilink. Demikian juga kepada Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, yang telah memberikan kepercayaan kepada Citilink untuk terbang ke negara tersebut," kata Albert yang sehari-hari merupakan Direktur Keuangan Citilink.

Sebagai informasi, Citilink menargetkan untuk menerbangkan 11,2 juta penumpang selama 2015 setelah sebelumnya menerbangkan 8 juta penumpang selama 2014. Tingkat Ketepatan waktu (on time performance-OTP) sepanjang 2014 mencapai 82 persen, sementara tingkat isian penumpang mencapai 83 persen.

Selain itu, anak perusahaan Garuda Indonesia itu pada semester I akan mendatangkan lima pesawat terbaru airbus A320 guna mengembangkan sayap ke wilayah timur dan juga beberapa penerbangan regional. Hingga 2014 Citilink telah menerbangi 23 kota seluruh Indonesia. Citilink menargetkan untuk menerbangkan 11,2 juta penumpang selama 2015 setelah sebelumnya menerbangkan 8 juta penumpang selama 2014.

Hadir pada acara tersebut Duta Besar Kerajaan Arab Saudi Mustafa bin Ibrahim al-Mubarak, Dirut Angkasa Pura II Budi Karya dan sejumah pimpinan Citilink.


sumber : merdeka.com

Sabtu, 07 Februari 2015

Kemenhub Tunda Penutupan Konter Penjualan Tiket di Bandara



Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memutuskan untuk menunda penutupan konter penjualan di gedung terminal bandara untuk memberikan waktu bagi pengelola bandara, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, serta maskapai penerbangan menyesuaikan diri terhadap aturan baru ini.
Awalnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta penutupan konter penjualan tiket di gedung terminal bandara mulai 15 Februari 2015. Tapi kemudian dia merevisi dan akan menunggu hingga tiga bulan mendatang. “Jika setelah tiga bulan kami masih menemukan calo tiket di bandara, kami akan meminta masing-masing maskapai penerbangan untuk menutup konter penjualan tiket di bandara,” ungkap Jonan.
Salah satu tujuan meniadakan konter penjualan tiket di bandara adalah untuk menghapus banyaknya calo yang berkeliaran di bandara. Calo-calo ini tentu saja sangat menggangu calon penumpang pesawat udara, namun penutupan konter penjualan juga dinilai bukan solusi yang tepat karena akan mempersulit masyarakat yang akan pergi secara dadakan.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Julius Andravida Barata mengungkapan bahwa penjualan tiket di konter bandara tidaklah signifikan sehingga dampaknya bagi masyarakat juga kecil. “Jumlah tiket yang dijual di bandara tidak signifikan. Sehingga kami yakin kebanyakan penumpang dan penjualan tiket maskapai penerbangan tidak akan terkena imbas besar dengan peraturan ini,” ujarnya.

sumber : indo-aviation.com

Jumat, 06 Februari 2015

Bandara Soekarno Hatta Hapus Counter Ticket


Kementerian Perhubungan mengeluarkan edaran tentang seluruh maskapai penerbangan harus meniadakan ticket sales counter yang ada di gedung terminal penumpang mulai 15 Februari 2015. Surat Edaran Kementerian Perhubungan tertuangan dalam Nomor HK 209/I/I6PHB.2014. Untuk menindak lanjuti surat edaran tersebut PT Angkasa Pura II akan menghapus keberadaan counter ticket maskapai yang selama ini beroperasi di terminal-terminal Bandara Soekarno-Hatta.

Seperti diketahui di Bandara Soekarno Hatta ada tiga terminal yang totalnya ada enam counter ticket. Dengan penghapusan penjualan tiket di Bandara Soekarno Hatta, maka para penumpang diharapkan sudah membeli tiket terlebih dahulu sebelum ke bandara.

Berikut ini counter ticket yang rencanannya dihapuskan di Bandara Soekarno Hatta. Terminal 1A, B, dan C ada (counter) maskapai Lion Air, Batik Air, Sriwajaya Air, dan Citilink. Terminal 2 ada Garuda Indonesia, dan Terminal 3 ada Air Asia.
Dengan dihapuskannya counter ticket di Bandara Soekarno Hatta diharapkan menghilangkan praktik percaloan tiket pesawat. Dengan tidak ada calo tiket pesawat di bandara maka pelayanan di bandara akan lebih tertib dan aman.

sumber :  bandaraonline.com

Kamis, 05 Februari 2015

Lion Group Pesan Tiga Pesawat Airbus A330-300


Lion Group melalui salah satu anak usahanya, Lion Air, pada hari ini, Rabu, 4 Februari 2015, mengumumkan pesanan empat pesawat Airbus A330-300. Pesawat yang dipesan oleh Lion Air ini menggunakan mesin Roll-Royce Trent 700 dan akan digunakan untuk melayani rute penerbangan umroh ke Jeddah.
“Kami memesan pesawat ini untuk mengantar orang-orang yang akan pergi Umroh. Kami lihat selama ini banyak yang terkendala saat umroh karena harus transit. Maka kami buka langsung rute ke Jeddah,” ujar Direktur Utama Lion Air Rudy Lumingkewas saat penandatanganan kesepakatan di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (4/2/2015).
Rudy mengatakan, pesawat Airbus A330-300 dipesan untuk menggantikan pesawat Boeing 747-400 yang usianya sudah tua. Menurutnya, pesawat ini tidak hanya digunakan untuk melayani rute penerbangan ke Jeddah saja, tapi juga akan dimanfaatkan untuk melayani penerbangan domestik. “Selain ke Jeddah, A330 akan digunakan untuk penerbangan domestik juga, agar kami bisa memberikan pelayanan yang lebih pada penumpang,” tuturnya.
Rudy menambahkan, pesawat akan masuk ke dalam armada Lion Air secara bertahap mulai bulan Oktober hingga Desmeber 2015. “Pesawat datang tiga kali mulai Oktober hingga Desember 2015. Akhir tahun sudah mulai bisa dipakai terbang,” terang dia.
Foto: Airbus

sumber : indo-aviation.com

Rabu, 04 Februari 2015

Citilink Siap Tutup Konter Penjualan Tiket di Bandara

Citilink Indonesia mengatakan bahwa perusahaan siap menutup konter penjualan tiket di bandara, sesuai dengan permintaan dari operator bandara yang mendapatkan surat edaran dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Meskipun merugikan maskapai penerbangan, tapi ketentuan dari Kementerian Perhubungan itu akan dipatuhi.
Citilink mengatakan, setelah konter penjualan tiket di terminal bandara ditutup, perusahaan akan mencari tempat baru untuk membuka konter penjualan tiket. “Kami carikan di tempat yang tetap dekat dengan bandar udara. Entah itu di hotel atau menyewa lahan sendiri,” kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny Siga Butarbutar.
Menurut Benny, sejumlah konter penjualan tiket Citilink saat ini sudah tidak berada di terminal bandara. Di Bandara Kuala Namu Medan misalnya, konter penjualan tiket Citilink tersedia di hotel yang terletak tidak jauh dari bandara, sementara di tempat lain perusahaan sudah mendapatkan lokasi namun belum dilakukan pemindahan.
Benny mengatakan, pada minggu kedua bulan ini ditargetkan seluruh konter penjualan tiket yang ada di terminal bandara sudah kosong. “Kami targetkan bisa seimbangkan penjualan tiket via mobile dengan konvensional supaya tak terlalu bergantung pada satu sektor jenis penjualan,” katanya.
Benny menambahkan, saat ini penjualan tiket melalui konter penjualan di bandara menyumbang sebesar 10 persen. Sebagian besar penjualan masih didominasi dari agen perjalanan 60 persen, melalui website 10 persen, pembelian di mini market 10 persen, dan call center 10 persen.

sumber : indo-aviation.com

Senin, 02 Februari 2015

"Hedging", Garuda Jalin Kerja Sama dengan 3 Bank


Jakarta - PT Garuda Indonesia (persero) Tbk menjalin kerja sama lindung nilai (hedging)melalalui transaksi cross currency swap (CCS) senilai Rp 1 triliun dengan tiga bank, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Standard Chartered Bank.
Kerja sama ini bertujuan mengurangi risiko lonjakan biaya operasional akibat pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Utama Garuda Arif Wibowo mengutarakan, sebesar 70 persen biaya operasional Garuda menggunakan mata uang dolar, seperti pembelian avtur, perawatan pesawat, serta biaya sewa pesawat.
Dengan kerja sama ini, diharapkan perusahaan dapat mengontrol pengeluaran, khususnya terkait pembayaran menggunakan dolar. "Kerja sama ini juga terkait peraturan pemerintah. Kami adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama yang melaksanakan perjanjian kerja sama lindung nilai," kata Arif di Jakarta, Senin (2/2).
Selain itu, dia menambahkan, perjanjian tersebut diterapkan untuk melindungi nilai terhadap risiko tingkat bunga pembayaran pinjaman atas sebagian obligasi rupiah yang diterbitkan Garuda. Nilai referensi tukar yang digunakan berdasarkan JISDOR pada transaksi 13 Januari 2015, yaitu Rp 12.608 per dolar AS dengan suku bunga rupiah yang menjadi acuan transaksi sesuai dengan tingkat kupon obligasi yaitu 9,25 per per tahun (fixed), untuk frekuensi pembayaran bunga per kuartal.
Perjanjian kerja sama lindung nilai tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 3,5 tahun dan akan berakhir pada 5 Juli 2018 sesuai dengan berakhirnya obligasi rupiah. Dalam pelaksanaan transaksi tersebut, perseroan melakukan cross currency swap dengan pertukaran nilai prinsipal di akhir periode sebesar Rp 1 triliun, ekuivalen US$ 79,314,720.18.
Direktur Keuangan, Risiko, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia I G N Askhara Danadiputra mengungkapkan, melalui transaksi cross currency swap perseroan dapat mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang rupiah. Efisiensi transaksi selama masa tenor 3,5 tahun ini diperkirakan mencapai US$ 17,1 juta.
"Dengan dipatoknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pembayaran rupiah untuk biaya operasional dalam dolar AS menjadi stabil dan kegiatan operasional perusahaan dapat lebih konsisten,” paparnya.
Sementara Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, BNI saat ini menjadi satu-satunya bank pemerintah yang dapat memberikan solusi keuangan komprehensif, termasuk solusi lindung nilai. Transaksi lindung nilai ini merupakan kedua kalinya bagi BNI kepada Garuda Indonesia.

sumber : Suara Pembaruan